Alkisah,
di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu rubi yang sangat indah. Saat
permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu
rubi itu kepada nistri tercintanya. Tetapi, saat batu Rubi itu dikeluarkan dari
tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores
retak cukup dalam.
Kemudian
sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata
di negri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan. Tidak lama kemudian, datanglah
seorang setengah tua yang berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai
ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakkinkan, para prajurit
menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengarnya keributan, sang raja memerintahkan
untuk menghadap.
“Ampun baginda.
Mendengar kesedihan baginda karena kerusaakan batu rubi kesayangan Baginda,
perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya.” Begitu katanya.
“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu
tersebut. Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela nafas, si tamu
berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaan semula, tetapi
bila diperkenankan, saya akan membuat batu rubi retak ini menjadi lebih indah.”
Walaupun sang raja
meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan
batu rubi itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong
dan menggosok. Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu
permata rubi yang retak telah ia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah.
Si ahli permata pun
pulang dengan gembira. Karena dia telah membuat raja yang dicintainya
berbahagia. Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih
indah, apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk
membahagiakan orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar