(Sekolah dan Labilitas adalah proses menuju kedewasaan. Ini ceritaku. Tidak ada yang mustahil di dunia ini. Bismillah :'))

Pages

Sabtu, 21 Juli 2012

Tangisan Di Malam Hari


Tangisan Di Malam Hari

Menangis di malam hari. Huaaa.....ini baru pertama kalinya aku nangis gara-gara tekanan batin, bukan karna sakit gigi atau disminore (baca:dilep). Ini baru pertama kalinya dari 5 tahun kemaren. Waktu aku masuk ke sebuah pejajaran di Gondanglegi sana.

Berawal dari tahun ajaran baru ini. Tahun ajaran baru yang sudah aku bayangkan waktu holiday kemaren. Kelas 3. Menyenangkan. Banyak ujian. Sibuk. Dan dapet temen baru. Tapi kenapa aku bisa nangis kemaren? Sungguh ini hal yang benar-benar aneh. Di luar dugaan memang.

Membawa pengalaman dari tahun ajaran kemarin yang enaaak banget. Sudah temen kelasku enak, anak kamarku fair, dan kelas 2 adalah tahun dimana aku bertemu dia.

Dan tahun ini aku merasa bedaaaa banget. Sudah terlihat auranya. Aura  buruk. Aura petaka.

Maaf sebelumnya, mungkin aku masih belum bisa beradaptasi. Karna ini masih berjalan satu minggu. Sejujurnya, aku masih belum nyaman sekamar dengan mereka yang menurutku sedikit individual. Mereka tidak individual, hanya belum bisa memisahkan diri dan mencoba untuk bergabung dengan kita. Entah kenapa aku ‘belum’ dan ‘tidak’ bisa mengerti bagaimana dunia mereka.

Harus gimana ya?

Malam hari itu, setelah dua hari berlalu dari mulainya tahun ajaran baru ini, aku merasa kalau dua hari yang lalu, seorang Putri telah hilang. Aku bukan Putri yang dulu lagi. Gak bisa ketawa bebas, ga ada yang diajak gila. Mereka sudah hilang semua. Aku dipisah sama ustadzah lah. Awalnya, aku bisa kuat. Bicara dalam hati kalau semua pasti baik-baik aja kok. Tapi aku lama-lama ga kuat, aku gak bisa dieeem terus,  emang dasarnya sih aku ga diem. Akhirnya, daripada nganggur dan ga ada kerjaan, aku baca novel, main hape, smsan, beraktivitas dan menciptakan duniaku sendiri di atas kasur tercinta ini, tapi lama-kelamaan dan akhirnya air mata ‘tik’ menetes. Ada payungg gak?

Waaa, aku nangis beneran. Beneran butuh orang, butuh orang buat pelampiasan. Dalam keadaan genting itu, SMS ayah-ibu adalah bukan hal yang salah. Mereka emang kasih solusi, tapi aku pengen ada yang di sampingku, pukpukpuk, SMS ulin adalah alternatif, tapi ga mungkin Ulin bisa kesini. Akhirnya aku SMS mbak ovi. Mbak Ovi itu sudah aku anggap kayak kakak cewekku sendiri, emang dia bukan mbakku, tapi tentrem banget hati ini liat mbak Ovi itu. Dan pada akhirnya itu, Mbak Ovi datang dan memupuk aku. Huhuhuhuhu...... mulai dari awal aku ceritain, masalahku, dari aku ga kerasan, males di kamar. Nangisss....nangis itu enak. Peluk-peluk mbak Ovi. Itu sudah buat aku legaaaa banget. Kata mbak Ovi ini masih pertama. ‘Kamu harus bisa terbiasa put, aku dulu juga kayak gitu kok’. Hatiku sudah agak tenang, langsung cerita sama curhat-curhatan deh sama Mbak Ovi waktu itu. Lega banget rasanya.
Mulai malam itu, aku berdoa agar Allah memudahkan jalanku dan meluruskan niatku untuk mencari ilmu. Lillahita’ala. Harus benar-benar murni karna Allah. Kayak gini, benar-benar aku pengen punyak kakak. Makasih ya Mbak Ovi untuk malam itu.

Malam itu, 16 July 2012

2 komentar: