(Sekolah dan Labilitas adalah proses menuju kedewasaan. Ini ceritaku. Tidak ada yang mustahil di dunia ini. Bismillah :'))

Pages

Selasa, 25 September 2012

Terima kasih ayah


            Suatu ketika, seseorang yang sangat kaya mengajak anaknya mengunjungi sebuah kampung dengan tujuan utama memeperlihatkan kepada anaknya betapa orang-orang bisa sangat miskin. Mereka menginap beberapa hari di sebuah daerah pertanian yang sangat miskin. Pada perjalanan pulang, sang ayah bertanya kepada anaknya. “bagaimana perjalana kali ini?” tanya sang ayah. “wah, sangat luar biasa ayah,” jawab anak “Kau lihat kan betapa manusia bisa sangat miskin?” kata ayahnya. “Oh iya,” kata anaknya,  “Jadi, pelajaran apa yang dapat kamu ambil?” tanya ayahnya.

            Kemudian si anak menjawab, “Saya saksikan bahwa :Kita hanya punya satu kelinci, mereka punya empat. Kita punya kolam renang yang luas dan mereka mmiliki telaga yang tidak ada batasnya. Kita mengimpor lentera-lentera di taman kita dan mereka memiliki bintang-bintang pada malam hari. Kita punya pelayan-pelayan untuk melayani kita, tapi mereka melayani sesamanya. Kita mempunyai tembok untuk melindungi kekayaan kita dan mereka memiliki sahabat-sahabat untuk saling melindungi”. Mendengar hal ini sang ayah tak dapat berbicara.
            Kemudian sang anak menambahkan “Terima kaasih Ayah, telah menunjukkan kepada saya betapa miskinnya kita”. Betapa seringnya kita melupakan apa yang kita miliki dan sebaliknya terus memikirkan apa yang tidak kita punya. Apa yang dianggap tidak berharga oleh seseorang ternyata merupakan dambaan bagi orang lain. Semua ini berdasarkan kepada cara pandang seseoran. Membuat kita bertanya apakah yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Allah SWT daripada kita terus menerus khawatiruntuk meminta lebih. Jadi syukurilah hidup ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar